
Wartawan Ronald Alexsander
Editor Nabil
Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, menegaskan, bahwa perencanaan pembangunan 2024 harus mengacu pada tiga prioritas. Semuanya telah di delivery kepada para camat dan kelurahan. Hal itu disampaikannya saat menghadiri kegiatan Musrenbang Kecamatan Cikole, Kamis (2/2/23).

“Pertama yang berhubungan dengan kondusifitas kota, kedua yang berhubungan dengan bagaimana kita menghadirkan suasana yang tetap nyaman dan yang ketiga yang berhubungan dengan inovasi daerah. Jadi tiga isu prioritas yang harus kita laksanakan di tahun 2024,” kata Fahmi.
Berbicara kemiskinan ekstrem, Kota Sukabumi berada jauh di bawah target nasional dan provinsi. Hal kemiskinan tersebut kata dia, diyakini masih aman. Sementara yang diprioritaskan pemerintah saat ini yakni mengendalikan angka stunting.

Berkaitan dengan sisa kawasan kumuh pemerintah akan kembali melakukan intervensi, diantaranya dengan menggenjot program program pemberdayaan rukun warga (P2RW).
“Semuanya diarahkan kepada pembangunan fisik, tidak sifatnya pada pemberdayaan. Sehingga ketika sifatnya fisik ini mampu untuk menyelesaikan kawasan kumuh yang ada. Prioritas hasil musyawarah Musrenbang di kecamatan Cikole untuk tahun 2024 , masih di posisi fisik,” ungkapnya.
walaupun memang tadi seperti yang tadi bapak sampaikan, prioritas utama nya itu di tiga kami juga mendukung itu karena kami pusat kota,
Dukungan lainnya yaitu terhadap pedestrian yang sudah terbentuk penataannya. Tak ketinggalan dukungan juga berikan terhadap bidang keamanan dan ketertiban.
“Memang semua kelurahan itu fokusnya ke situ. Contoh di Cisarua dan Subang jaya itu fokusnya di TPT dan drainase penahan banjir dan sebagainya. Tapi kalau di Kebonjati itu rata -rata di penataan drainasenya dilakukan karena memang sudah bertahun-tahun yang jumlahnya berpuluh -puluh belum ada penanganan lagi jadi usulan nya seperti itu,” ujarnya.
Sementara itu Camat Cikole, Fitriya Kusnaningsih, menjelaskan, usulan yang disampaikan itu fisik dan non fisik. Totalnya berjumlah 58, yang terdiri dari 30 fisik, dan 28 non fisik.
“Jumlah stunting di Cikole kurang lebih ada di posisi sembilan persen. Memang tidak itu besar. Saat ini kita lebih difokuskan yang ada di Subangjaya dan Cisarua. Itu pun cuma satu yang kemarin dijadikan audit stunting di kelurahan Cisarua,” ungkapnya.
Masih kata dia, tiap tahun itu diusulkan dilakukan penataan saluran pipa limbah di Kebonjati. Karena di wilayah itu, memang tergolong pemukiman padat. Termasuk yang di Cisaray itu jadi tiap tahun sudah diusulkan, mungkin karena tidak kena prioritas di tingkat kota. Insyaallah nanti kita coba susul lagi,” ujarnya.