
Wartawan Ronald Alexsander
Editor Nabil
Pelitasukabuminews.com – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersama musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), kelompok kerja guru (KKG) basa Sunda Kota Sukabumi, menggelar festival tunas bahasa ibu jenjang SD jeng SMP se-kota Sukabumi.
Hal itu dikatakan kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Sukabumi Mohammad Hasan Asari, bertempat di sekolah SMPN 10 kota Sukabumi, Rabu (08/02/2023).

“Festival tunas bahasa ibu ini adalah satu upaya dalam menjaga kelestarian bahasa Sunda, serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Di Indonesia itu ada sekitar 718 bahasa daerah yang tentu setiap daerah punya kewajiban untuk melestarikannya,” kata Hasan, didampingi Kabid Dikdas, Roni Abdurahman.
Dia berharap, dengan ajang festival bahasa ibu ini, menjadikan salah satu dorongan dan motivasi kepada para peserta didik juga para guru agar tetap konsisten membudayakan bahasa ibu dalam kegiatan komunikasi sehari-hari.
Dia menambahkan, Kementerian saat ini tengah melakukan konsolidasi menghadapi persiapan 2023. Sementara di tingkat provinsi dilaksanakan biasanya pada sekitar September. Jadi hari ini, pemerintah pusat dan provinsi terus berkoordinasi yang berjalan secara konsisten dan terus menerus.
Lebih lanjut dia menjelaskan, seluruh sekolah memiliki kurikulum bahasa Sunda. Ini adalah salah satu kurikulum muatan lokal (mulok) Jawa Barat. Sehingga semua sekolah berkewajiban untuk menerapkannya dalam kurikulum yang ada pada saat ini. Perwakilan itu dari tujuh mata lomba semuanya, 28 orang telah diberangkatkan ke Jawa Barat kemarin.
“Minimal dari tujuh mata lomba ini ada yang mewakili jadi juara, baik juara 1, 2, 3. Minimal mereka pulang ke 28 siswa itu membawa Piagam penghargaan. Saya berharap bisa menjadi juara kesatu,” ungkapnya.
Kepala Sekolah SMP Negeri 10 Kota Sukabumi Supriyadi, memaparkan, nama PJPP dari MGMP Bahasa Sunda kota Sukabumi FTBI ini merupakan singkatan dari Festival Tunas Bahasa Ibu merupakan program kerja yang diusung oleh Kemendikbud tingkat nasional yang bekerjasama dengan bale bahasa tingkat provinsi.
Lalu kemudian selanjutnya dilaksanakan oleh kelompok kerja guru, baik MGMSMP(musyawarah guru mata pelajaran sekolah menengah pertama) atau kelompok kerja guru dari SD yang khususnya bidang studi bahasa Sunda.
“Alhamdulillah, dalam pelaksanaannya mendapatkan apresiasi dan dukungan luar biasa, baik itu dari pemerintah daerah, dari dinas pendidikan sendiri termasuk dukungan dari para K3S (kelompok kegiatan kepala sekolah) dan MKKS (Musyawarah Kerja Kepala Sekolah) SD dan SMP,” jelasnya.
Pelaksanaannya kegiatan tersebut berjalan lancar dengan tujuh mata lomba dengan 168 peserta. Lebih menggembirakan lagi, untuk provinsi baik tingkat SD SMP mampu memperoleh kurang lebih 7 penghargaan. Untuk mencapai tahap, harus melewati tiga jenjang, yakni tingkat kecamatan, kota hingga provinsi.
Lebih jauh kata Supriyadi, ada beberapa kegiatan yang diperlombakan yaitu lomba mengarang, lomba ngabodor sorangan, ngadongeng, baca puisi dan aksara sunda masing-masing menjadi juara.
Kegiatan tersebut, bukan hanya sebatas lipstik, tapi kegiatan ini merupakan upaya, usaha dalam rangka membenamkan sebuah kecintaan terhadap pelaksanaan berbudaya, berbahasa yakni budaya dan bahasa Sunda khususnya dikalangan penerus kita, di generasi muda khususnya di kalangan para pelajar.
“Adapun lomba hanya sebuah alat saja, dimana mereka bisa mengenal keanekaragaman budaya dan bahasa sunda, sehingga nanti di harapkan mereka memiliki sebuah kebanggaan, sebuah keinginan untuk terus melestarikan bahasa dan budaya sunda ini,” ungkapnya.