
Oleh: Lathief Ab
(Pondok Baitul Hamdi)
Jelang memasuki tengah bulan Sya’ban sebagian besar kaum muslimin bersiap diri untuk menyambut dan menghidupkan malamnya. Dikenal dengan malam nisfu sya’ban yang tahun ini bertepatan pada Selasa malam, 7 Maret 2023 M atau malam Rabu,15 Sya’ban 1444 H . Mereka mengisi malam tersebut dengan berbagai ketaatan antara lain zikir, tilawah Qur’an, shalat sunah dan do’a.
Diantara keutamaan malam nisfu Sya’ban adalah malam dikabulkan doa dan diampuni dosa.
Imam Syafi’i dalam Kitab Al Umm juz 1 halaman 231 menyebutkan, “telah sampai kepada kami bahwa doa dikabulkan dalam lima malam, yaitu: Malam Jumat- Malam Al Adha- Malam Al Fithri- Malam awal Rajab- Malam Nishfu Sya’ban”. Dalam Kitab Nuz_hatul Majalis, lishshofuuri, juz 1 halaman 165 disebutkan, Atha` bin Yasaar berkata, “Tidak ada malam yang lebih utama setelah Lailatul Qadar dibandingkan dengan malam Nishfu Sya’ban. Ia merupakan salah satu malam yang mustajab berdoa didalamnya”.
Diriwayatkan dari Ali, dari Nabi : “Jika ada malam Nishfu Sya’ban maka ibadahlah di malamnya dan puasalah di siang harinya. Sebab (rahmat) Allah turun di malam itu sejak terbenam matahari ke langit yang paling dekat. Allah berfirman: “Adakah yang meminta ampunan maka Aku ampuni dia, adakah yang minta rezeki maka Aku beri dia rezeki, adakah orang yang diberi musibah maka Aku sembuhkan, dan bentuk permintaan-permintaan yang lain, hingga terbit fajar” (Lathaif Al-ma’arif 1/151).
Dari Al Qasim Ibn Muhammad Ibn Abi Bakr, dari Ayahnya, dari pamannya, dari kakeknya : Dari Nabi shallallaahu ‘alayhi wasallam bersabda, “Allah Ta’ala turun pada malam nishfu Sya’ban kemudian mengampuni setiap dosa kecuali dari orang yang melakukan syirik atau yang di dalam hatinya ada dengki.” (HR. Al-Bayhaqi)
Imam Ibn Taimiyyah di dalam Majmu’ Al-Fatawa 23/132, bertutur, “Adapun malam nishfu sya’ban maka terdapat riwayat berkenaan dengan keutamaannya, berbagai hadits dan atsar. Dinukil pula dari kalangan salaf bahwasanya mereka melaksanakan shalat sunnah di malam tersebut. Maka shalatnya seorang laki-laki di malam tersebut telah ada contoh dari kalangan salaf, dan ia memiliki hujjah untuk melakukan itu dan tidak boleh diingkari”.
Mayoritas ulama berpandangan bahwa menghidupkan malam nishfu Sya’ban itu dianjurkan. Sebagian besarnya setuju jika menghidupkan malam nishfu Sya’ban dilakukan secara berjamaah (berkumpul di masjid), dan sebagiannya lagi hanya menganjurkan menghidupkan malam nishfu ini dengan ibadah secara masing-masing. (Syaikh Qudaisy Al-Yafi’i, Hukm Ihya Laylatay Al-‘Ied wa Laylata An-Nishf, hal. 1)
Tidak ada model ibadah dan do’a secara khusus di malam nisfu Sya’ban yang diriwayatkan dari Rasulullah Saw. Kalaupun mentradisikan shalat sunah mutlak atau tasbih, baca Surat Yasin dan berdoa minta panjang umur, berkah dan banyak rezeki itu semua ibadah seperti biasanya saja sebagaimana diajarkan para ulama. Karena itu semua bentuk ketaatan secara umum. Lebih dari itu Surat Yasin adalah jantungnya al-Qur’an, sedangkan do’a karena memang diperintah banyak meminta kepada Allah SWT di waktu mustajabah.