
Unie Khansa
(Praktisi Pendidikan)
Pelitasukabuminews.com – Allah berfirman dalam surat Al-Maidah: 32 yang intinya menyatakan bahwa menghilangkan nyawa seorang manusia bukan karena orang tersebut membunuh dan membuat kerusakan maka seakan-akan dia telah menghilangkan nyawa seluruh manusia. Demikian Allah memperingatkan betapa berharganya nyawa seseorang.
Peringatan Allah yang begitu gamblang itu sepertinya diabaikan oleh orang-orang tertentu sehingga dengan mudah mereka menghilangkan nyawa seseorang hanya karena alasan yang sangat sepele. Peringatan Allah juga seakan-akan tiada artinya, terlihat dengan semakin banyaknya peristiwa yang mengindikasikan upaya penghilangan nyawa. Hal yang miris lagi, sekarang banyak dilakukan oleh para pemuda. Tindakan kekerasan bahkan yang sangat brutal sepertinya sedang menjadi tren bagi pemuda.
Para pemuda sudah kehilangan rasa kemanusiaannya. Mereka tanpa perasaan menyiksa atau menghilangkan nyawa teman atau orang lain. Hal tersebut tidak jarang menjadi tontonan temannya yang lain bahkan sampai diabadikan dengan video. Tidak ada sedikit pun rasa kasihan apalagi merasa bersalah atau berdosa. Banyak contoh kebrutalan pemuda yang dapat kita ketahui dari berbagai media.
CNN Indonesia dalam beritanya mengungkapkan beberapa fakta peristiwa penganiayaan terhadap David, putra petinggi
GP Anshor. Fakta yang diungkapkan mulai dari alasan penganiayaan yang sangat sepele; mengungkap beberapa yang menjadi tersangka; bahkan mengemukakan juga bagaimana salah seorang tersangka yang dengan sengaja merekam aksi penganiayaan tersebut. (CNNIndonesia, 25/02/2023)
Pelakunya semua pemuda yang semestinya tidak bertindak sedemikian sadis dan brutal.
Lain lagi info yang disampaikan Kompas.com. Harian ini mengungkap seorang siswa SMP di Bone yang meninggal setelah diperkosa ramai-ramai oleh rekannya.
Pelakunya siswa SMP yang masih bocah setega itu berbuat pada temannya.
(Kompas.com 24/02/ 2023).
Masih banyak kasus kebrutalan pemuda yang dapat kita ketahui dari berbagai media. Semuanya membuat kita mengelus dada. Merasa tidak percaya dengan segala yang terjadi saat ini. “Kok bisa ya anak-anak bertindak seperti itu. Masa sih pemuda berbuat demikian.” Pasti banyak ketidakpercayaan seperti itu. Namun, kenyataannya itulah yang terjadi saat ini. Hal yang terbayang oleh kita adalah anak SMP yang lucu yang kadang tindakannya mengundang senyum. Atau pemuda yang sangat bersemangat belajar mempersiapkan diri untuk membangun bangsa sehingga membuat kita bangga.
Sepertinya hal-hal demikian sudah sangat jauh dalam kehidupan ini. Mengapa anak-anak dan pemuda bertindak brutal? Semuanya tidak terlepas dari lemahnya orang tua menanamkan akhlak dan dasar perilaku terpuji kepada anaknya; abainya masyarakat dalam menciptakan kondisi keamanan lingkungan dan kerukunan, serta gagalnya pemerintah dalam menerapkan sistem pendidikan yang bisa membentuk anak didik yang beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia. Semuanya adalah buah diterapkannya sistem kapitalisme dan sekulerisme.
Bagaimana orang tua akan memperhatikan dan menanamkan dasar-dasar perilaku terpuji kepada anaknya kalau kesehariannya disibukkan dengan mencari uang untuk memenuhi kebutuhan, yang kondisinya pas-pasan banting tulang hanya sekadar untuk makan hingga anak terabaikan.
Bagi yangnya berlimpah makin berlomba mengumpulkannya karena mereka beranggapan kebahagiaan dapat diraih dengan uang atau materi. Memang demikian yang dianut oleh sistem kapitalisme. Tidak terpikirkan sedikit pun akibat perbuatannya bagi kehidupan akhirat.
Bagaimana masyarakat akan berusaha mencitrakan lingkungan yang aman dan kondusif kalau kehidupannya saja sudah individualistis?
Pemerintah dengan sistem pendidikannya tidak bisa membentuk siswa yang berakhlak mulia karena dalam sistemnya memisahkan masalah kehidupan dengan masalah agama.
Padahal, seharusnya segala aspek kehidupan harus berlandaskan agama supaya benar adanya. Hanya dengan sistem Islam persoalan ini dapat diselesaikan karena Islam menyelesaikan masalah dari sumbernya dengan menjadikan akidah Islam sebagai asas dalam seluruh kehidupan.
Dengan demikian, manusia akan menjadikan akhirat sebagai tujuan akhir dan dunia hanya sebagai alat untuk meraihnya. Sehingga, perilakunya akan sangat hati-hati tidak akan gegabah, tidak akan bertindak brutal. Perilakunya akan selalu sesuai dengan perintah dan aturan Allah dengan mencontoh Rasulullah. Dalam sistem Islam penanaman akidah Islam sudah dilakukan sejak dini, baik dalam keluarga maupun dalam lingkungan pendidikan di lembaga pendidikan. Strategi pendidikan yang digunakan selalu dibangun berlandaskan Islam dengan tsaqafah Islam sebagai asas kurikulumnya. Adapun tsaqafah asing yang masuk akan selalu diawasi dan yang bertentangan dengan Islam tidak akan digunakan.
Demikian sempurnanya Islam menjaga generasi agar tetap dalam ketaatan sehingga akan tercipta kehidupan yang aman, damai, tentram dan sejahtera.
Wallahualam bissawab.