
Wartawan Ronald Alexsander
Editor Nabil
Pelitasukabuminews.com – Di lingkungan Ponpes Modern Dzikir Al-Fath ada sekitar 1.000 orang hak pilih yang dapat menyalurkan suaranya dalam Pemilu 2024 mendatang. Termasuk keberadaan para mahasiswa dan santri (mahasantri) yang menuntut ilmu Ponpes tersebut. Sayangnya dalam Pemilu yang lalu, hak politik mereka tidak bisa disalurkan karena ketiadaan TPS.
“Pondok Pesantren Dzikir Al Fath ini memiliki kurang lebih 1.000 orang pemilih yang berasal dari Provinsi Papua, Maluku, Kalimantan, Sumatera, yang kemarin tidak bisa mencoblos karena tidak ada TPS khusus,” kata Pimpinan Ponpes Modern Dzikir Al-Fath, KH. Fajar Laksana, usai mendampingi Ketua DPW Nasdem Jabar, Kang Saan Mustafa, Senin (13/3/2023).

KH. Fajar Laksana mengakui dia begitu mengerti soal pemilu dan hingar bingar dunia politik. Maka untuk menjadi pemilih rasional dan bertanggungjawab maka dia dan 1.000 orang mahasiswa dan santri yang telah memilih hak memilih diberikan pencerahan dan gambaran soal mekanisme Pemilu.
Sebagai lembaga independen tentu saja dia dan seluruh anak asuhnya akan berlaku netral terhadap kekuatan politik mana pun yang bersilaturahmi ke Ponpes Modern Dzikri Al-Fath.
“Benar saya masih belum memahami percaturan politik hari ini. Tapi tetap yang dibutuhkan saat ini adalah politik yang menyejukkan dan mengedukasi masyarakat. Jangan malah menciptakan bibit-bibit perpecahan dan adu domba rakyat,” ujarnya.
Semuanya dapat dipahami karena karena dalam prosesnya banyak aturan-aturan yang tidak jelas, yang membutuhkan penjelasan lebih lanjut melalui proses sosialisasi. Bahkan sistem pemilu yang akan digunakan masih dalam proses gugatan di Mahkamah Konstitusi.
“Alhamdulillah, tadi Kang Saan sudah menyampaikan secara detail fungsi dan perannya agar para pemilih yang statusnya menjadi mahasiswa Ponpes Al-Fath, dan pelajar yang 17 tahun ke atas yang kurang lebih ada 1000-an ini, bisa tercerahkan dan bisa memilih secara rasional,” kata Kiai fajar.
Dia menjelaskan, belum lama ini pihak dari KPU mendatangi Ponpes Al-Fath untuk memantau dan adanya kemungkinan untuk menempatkan 3 hingga 4 TPS untuk mengakomodir yang seribuan orang itu dalam Pemilu tahun depan.
“Alhamdulillah sudah bagus, kemarin KPU sendiri yang responsif mendatangi kita, dan kami sudah ada pengajuan, jadi kita sudah menetapkan untuk petugas TPS khusus. Tinggal hari ini itu ada kita mendapatkan, karena kita mahasiswa berarti masyarakat akademik, masyarakat ilmiah, dimana masyarakat ilmiah akademik itu tidak boleh memilih sembarangan.
Sementara itu politisi Nasdem yang kini duduk di Komisi 2 DPR RI, Saan meminta agar warga di lingkungan Ponpes Al-Fath menjadi pemilih yang baik. Karena akan memimpin calon pemimpin bangsa yang baik dan berintegritas.
“Hari ini sebagai silaturahmi saja, tidak formal sebenarnya. Saya datang kesini mendapatkan sambutan yang luar biasa semarak. Selain itu juga untuk bertukar pikiran, silaturahmi saling memotivasi dan juga memberikan semacam edukasi politik terkait dengan soal pemilu,” tegas Kang Saan.
Terkait adanya upaya penundaan Pemilu di PN Jakarta Pusat, kini masih berproses. Gugatan dari Partai Prima, tidak akan sampai mengganggu tahapan Pemilu yang sedang berjalan.
“Tapi KPU itu sudah banding dan karena putusan itu belum memiliki kekuatan hukum tetap. Maka semua proses tahapan pemilu terus berjalan, jadi tahapan pemilu tidak berhenti. Insya Allah pemilu tetap berlangsung 14 Februari 2024 yang akan datang,” tandasnya.