
Wartawan Ronald Alexsander Redaktur Nabil
Pelitasukabuminews.com – Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, mengatakan, Program Pemberdayaan RW (P2RW) memiliki daya ungkit luar biasa dalam menggerakkan roda pembangunan yang berbasis rembuk warga.
Hal tersebut disampaikan Fahmi saat menghadiri rapat kordinasi kewilayahan sinergitas ketua RT dan RW bersama kader posyandu dalam rangka aktivitasi posyandu remaja dalam percepatan penurunan stunting di wilayah Kecamatan Warudoyong.

Acara berlangsung di gedung Politeknik Kota Sukabumi, Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Selasa (28/03/2023).
“Program P2RW terbukti mampu mengurai kekumuhan yang terjadi di wilayah kita. Maka betul-betul bagi saya P2RW adalah keberhasilan luar biasa pembangunan berbasiskan rembuk warga RT dan RW,” kata Fahmi.
Dia menegaskan, untuk mencapai keberhasilan itu tidak semudah membalikan telapak tangan tanpa didukung peran serta dari para ketua RT, RW, Posyandu, PKK dan masyarakat tentunya dalam mengikis habis tingkat kekumuhan di wilayah masing-masing.
“Saya menjabat tahun 2018 sebagai walikota. Dimana angka kekumuhan kita 138 hektare luasan kumuh di wilayah Kota Sukabumi. Sementara luasan kumuh ekstrim, sekarang hanya tersisa 5 hektare lagi. Semua itu berkat dukungan P2RW,” ujarnya.
Masih kata Fahmi, meskipun pandemi melandai dan status PPKM dicabut, tapi secara umum, pemerintah masih menghadapi berbagai persoalan imbas dari pandemi tersebut. Maka tujuh bulan ke depan akan melakukan evaluasi terkait hal itu menjelang berubah status pandemi menjadi endemi.
Kendati demikian kata dia, pencapaian tersebut jangan lantas menurunkan kewaspadaan kita terhadap munculnya bahaya penyakit lain seperti polio dan stunting. Untuk itu dia mengimbau agar PKK dan Posyandu selalu bersinergi satu sama lain.
“Jadi ada tiga penyakit yang sekarang oleh pemerintah pusat juga sedang digalakkan penanganannya kepada daerah juga termasuk Kota Sukabumi yaitu untuk penuntasan TBC, polio dan juga stunting,” ujarnya.

Selain itu kata dia, yang dihadapi saat ini adalah persoalan gangguan keamanan dan ketertiban saat Ramadhan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemda telah mengeluarkan surat edaran.
“Mohon maaf jangan di salahartikan, karena tidak bisa di tafsirkan data statistik menunjukkan angka kriminalitas agak meningkat di bulan ramadhan khususnya menjelang idul fitri,” tandasnya.