
Wartawan Sergio
Editor Nabil
Pelitsukabuminews.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi, menyebut bahwa peristiwa tanah longsor berada di posisi teratas dalam daftar data bencana pada triwulan ke-1 periode Januari hingga Maret 2023.
Hal tersebut disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taupik, S.T, kepada pelitasukabuminews.com, Sabtu (8/4/2023).
“Total peristiwa bencana selama Januari hingga maret sebanyak 42 kasus. Paling tinggi angkanya adalah tanah longsor sebanyak 16 kasus. Disusul kemudian cuaca ekstrem dengan 12 kasus, angin topan 3 kasus, banjir 5 kasus dan kebakaran pemukiman 6 kasus,” kata Novian.

Berikut data rekapitulasi Kejadian Bencana di Kota Sukabumi Periode Januari sampai dengan Maret 2023. Selama periode tersebut, di Kecamatan Baros terjadi 7 kasus bencana. Pertama di Kelurahan Sudajaya hilir terjadi dua kali bencana yaitu banjir dan tanah longsor masing-masing 1 kasus.
Kemudian di Kelurahan Jaya Mekar pada periode yang sama juga terjadi bencana banjir dan tanah longsor masing-masing 1 kasus. Lalu di Kelurahan Jaya Raksa 3 kasus, cuaca ekstrem 1 kasus dan tanah longsor 2 kasus. Untuk Kelurahan Baros selama periode itu, tidak terjadi bencana sama sekali.
Beralih ke Kecamatan Lembursitu, di kecamatan tersebut terjadi 7 kasus bencana. Di Kelurahan Lembursitu hingga akhir Maret tidak terjadi bencana. Berdasarkan data di Kelurahan Situmekar terjadi 4 kasus bencana yakni banjir 1 kasus, kebakaran pemukiman 2 kasus dan tanah longsor 1 kasus. Kelurahan Cipanengah dan Cikundul nihil, Sindangsari 3 kasus, ketiga-tiganya disebabkan cuaca ekstrem.
Sementara di Kecamatan Cibeureum, selama Januari sampai Maret, tidak ada satu pun data yang masuk ke BPBD Sukabumi. Empat desa yakni Sindangpalay, Limusnunggal, Babakan, Cibeureum Hilir seluruhnya dinyatakan aman dari bencana.
Beranjak ke Kecamatan Citamiang. Di Kecamatan ini, Kelurahan Cikondang paling tinggi angka bencananya. Cuaca ekstrem 3 kasus, kebakaran pemukiman 2 kasus dan tanah longsor 3 kasus. Berikutnya Kelurahan Cikondang tanah longsor 1 kasus.
Lalu Kelurahan Gedongpanjang tanah longsor 1 kasus, di Kelurahan Citamiang cuaca ekstrem 2 kasus, Kelurahan Nanggeleng Cuaca ekstrem 1 kasus kebakaran pemukiman 1 kasus dan tanah longsor 1 kasus. Terakhir di Kelurahan Tipar Kebakaran pemukiman 1 kasus.
Bergeser ke Kecamatan Warudoyong. Tiga kelurahan yaitu Dayeuhluhur, Warudoyong dan Nyomplong dinyatakan wilayah bebas bencana. Seterusnya di Kelurahan Benteng angin topan 1 kasus, tanah longsor 1 kasus. Di posisi berikutnya Kelurahan Sukakarya cuaca ekstrem 1 kasus dan tanah longsor 1 kasus.
Dua kecamatan terakhir yakni Kecamatan Gunungpuyuh. Kelurahan Karangtengah tanah longsor 1 kasus, Kelurahan Gunungpuyuh cuaca ekstrem 1 kasus, Kelurahan Sriwedari kebakaran pemukiman 1 kasus dan Kelurahan Karamat cuaca ekstrem 1 kasus.
Angka tertinggi terjadi di Kecamatan Cikole yakni dengan 12 kasus bencana. Di Kelurahan Gunungparang tidak terjadi satu pun kasus bencana. Sementara di Kelurahan Kebonjati angin topan 1 kasus, banjir 1 kasus tanah longsor 1 kasus.
Kelurahan Cikole 0 kasus, Selabatu 0 kasus. Sementara di Kelurahan Cisarua angin topan 1 kasus, banjir 1 kasus, cuaca ekstrem 1 kasus, kebakaran pemukiman 1 kasus dan tanah longsor 3 kasus. Terakhir di Kelurahan Subangjaya cuaca ekstrem 1 kasus dan tanah longsor 1 kasus.