
Oleh Inggit Octriani, S.Pd.Si.
Ibu Peduli Generasi
Pelitasukabuminews.com – Mudik adalah momen tahunan yang tidak bisa lepas dengan tradisi menuju Idulfitri. Mudik adalah momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat muslim di Indonesia, saat itulah keluarga berkumpul, bercengkerama, dan bersilaturahmi.
Sungguh sangat disayangkan, bila momen bahagia tersebut tercoreng oleh peristiwa nahas berupa kecelakaan yang kerap terjadi saat mudik berlangsung.
Korlantas Polri mencatat ada 933 kecelakaan di seluruh wilayah Indonesia selama periode 18–21 April atau empat hari pelaksanaan Operasi Ketupat 2023. Jumlah korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas hingga H-1 Lebaran; 101 orang tewas, 1365 luka berat, dan 1.283 luka ringan. (Kumparan.com, 23/4/ 2023)
Dibalik Meningkatnya Kecelakaan Lalu-lintas
Realita meningkatnya kecelakaan yang terjadi, disebabkan oleh banyak hal, di antaranya: kualitas infrastruktur seperti rusaknya jalan utama, kurang lebarnya jalan, dan lain sebagainya. Penyebab lain bisa terjadi karena kurang stabilnya kesehatan para pemudik atau kurang layaknya kendaraan yang ditumpangi. Kita ketahui bersama, banyak pemudik menggunakan kendaraan bermotor karena minimnya biaya, tentu saja ini mengandung risiko yang besar. Apalagi jika mudik dilakukan untuk jarak yang sangat jauh.
Sejatinya, berbagai penyebab ini bisa diminimalkan bahkan sampai mendekati titik nol, sayangnya di sistem kapitalisme sekarang–di mana segala hal bisa dikomersialiasasi–termasuk menjadikan sarana infrastruktur sebagai sumber uang.
Hal yang tidak kalah mengerikan, negara bisa tunduk pada para kapitalis transportasi. Mereka tidak memiliki peran apa pun, hanya sebagai regulator. Maka wajar pembangunan jalan, salah satunya jalan tol akan bekerja sama dengan swasta. Rakyat harus membayar jika ingin menikmatinya. Ketika ruas jalan rusak, tidak ada perbaikan secepatnya karena jalur tersebut bukan jalur utama. Atau diperbaiki dengan kualitas yang kurang bagus.
Selain itu minimnya kesadaran untuk menjaga diri juga menjaga keselamatan antar pemakai jalan, menjadi faktor yang membuat semakin meningkatnya kecelakaan.
Memperbaiki Cara Pandang
Kasus yang terjadi saat mudik, tidak boleh dipandang sebelah mata, jangan menganggap hanya sebagai kasus rutinan yang biasa terjadi. Sehingga antisipasi dilakukan seadanya dan tanpa keseriusan. Sistem kapitalisme sudah gagal menyediakan transportasi yang aman, nyaman, juga murah. Oleh karena itu rakyat membutuhkan sistem alternatif yang dapat menjamin semua hal. Sistem itu tidak lain adalah sistem Islam, sistem warisan dari Rasulullah Saw. Sistem yang diterapkan selama 1300 tahun lamanya.
Mudik adalah agenda tahunan yang sangat berharga karena saat itulah perantau yang setelah sekian lama akan bertemu dengan keluarganya, bersilaturahmi, juga birrul walidain. Oleh karena itu negara harus menjamin semua berjalan dengan aman dan nyaman.
Sistem Islam dalam Menangani Masalah Mudik
Sistem Islam akan menjamin kualitas jalan yang akan dilalui oleh pemudik, khalifah akan memperhatikan jalan- jalan yang dipakai, jalan tersebut akan diperbaiki dengan kualitas terbaik.
Khalifah akan mempersiapkan transportasi dengan mode kualitas terbaru. Standar aman, nyaman, dan murah adalah standar akan dipenuhi.
Penyediaan infrastruktur dan transportasi ini, selain disediakan oleh negara, bisa juga disediakan oleh swasta, sesuai standar yang sudah ditetapkan oleh negara.Kehebatan sistem tranportasi dalam Islam masih terabadikan dalam sejarah, salah satunya kereta api Hijaz yang dibangun pada masa Sultan Hamid II, pada masa Kekhilafahan Utsmaniyyah. Pada masa itu, kereta api adalah mode transportasi terbaru.
Dengan kehadiran infrastuktur dan transportasi yang dijamin oleh negara, mudik yang aman, nyaman, dan murah akan terwujud. Oleh karena itu sesungguhnya peran negara dalam Islam adalah sebagai pelindung rakyatnya. “Imam atau penguasa adalah raain dan penanggung jawab urusan rakyat.” (HR. Bukhari)
Wallahualam bissawab.