
Oleh Inggit Octriani, S.Pd. Si.
Ibu Peduli Generasi
Pelitasukabuminews.com – Tanggal 1 Mei dirayakan sebagai hari May Day atau Hari Buruh Internasional. Pada tahun ini hari buruh dirayakan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Seperti dikutip dari harian tempo.co – Demo besar-besaran akan digelar oleh partai buruh di DPR, istana, dan MK sebanyak 50 ribu massa aksi demo May Day. (Tempo.co, 19/04/ 2023)
Setiap tahun, aksi May Day senantiasa digelar, bila dikerucutkan aksi buruh tidak lepas dari menuntut adanya kesejateraan bagi kaum buruh. Seperti penghapusan sistem kontrak, perbaikan tingkat upah, dan jaminan kesejahteraan.
Tuntutan yang Wajar
Tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarga adalah suatu hal yang wajar karena manusia membutuhkan penghasilan yang bisa menjamin biaya hidup sehari-hari juga kebutuhan yang lainnya, apalagi harga-harga semakin naik dan melonjak. Namun, harapan ini seakan pupus, walaupun setiap tahun Hari Buruh terus dirayakan.
Tuntutan dianggap angin lalu, karena bila penghasilan buruh dinaikkan maka biaya produksi pun akan semakin naik. Alhasil, harga hasil produksi akan naik, dan barang tidak bisa dibeli oleh konsumen karena daya beli masyarakat yang rendah. Akhirnya upah buruh tidak bisa ada perbaikan karena dalam sistem kapitalisme, pengusaha adalah anak emas yang selalu dimenangkan.
Prinsip penguasa di sistem kapitalisme adalah mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dan menekan biaya produksi serendah-rendahnya. Ini akan mereka lakukan, walaupun merugikan kesejahteraan kaum buruh. Terbukti dengan berbagai kasus yang menimpa kaum buruh, salah satunya kisah pilu buruh dari Bandung yang melakukan bunuh diri dikarenakan uang THR yang telah habis. Dikutip dari DetikJabar, 23 April 2023.
Disfungsi Negara Dalam Kapitalisme
Negara dalam sistem kapitalisme hanya bertindak sebagai regulator yang mengawasi regulasi para penguasa bertindak semaunya. Sedangkan masyarakat dibiarkan berjuang sendiri untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan, di tengah harga- harga yang semakin melonjak.
Belum lagi kebutuhan publik seperti pendidikan, kesehatan, juga keamanan yang semakin sulit diakses karena mahalnya jumlah yang harus masyarakat bayar. Alhasil, walaupun tuntutan Hari Buruh terselenggara setiap tahun, tetapi masyarakat justru semakin merasakan beratnya beban hidup karena abainya penguasa dan negara terhadap para buruh.
Hanya sistem Islam yang bisa menyelesaikan masalah perburuhan.
Berbeda dengan kapitalisme, Islam adalah ideologi yang berasal dari Allah Swt. Sistem Islam hadir dengan berbagai solusi terhadap masalah kehidupan, termasuk masalah buruh.
Hal tersebut terlihat dengan bagaimana syariat Islam melalui undang-undang mengatur hubungan antara buruh dan pengelola perusahaan. Ada akad ijarah yang akan mengatur hal tersebut, sehingga tidak merugikan salah satu pihak atau hanya menguntungkan salah satunya.
Salah satunya yang dibahas adalah besaran upah harus sesuai dengan besaran jasa yang diberikan (Syaikh Taqiyudin Annabani, Nidzamul Iqtishadi) tidak dikaitkan dengan upah minimum yang berlalu di masyarakat. Ketentuan ini wajib diberlakukan. Begitu juga buruh wajib memberikan jasa sesuai akad ijarah.
Jika ada masalah antara buruh dan pemilik modal, negara wajib hadir sebagai penengah. Di samping itu negara akan memastikan kebutuhan pokok tersedia cukup dan terjangkau di tengah masyarakat, sehingga para buruh tidak lagi terimpit beban hidup.
Adapun kebutuhan publik seperti kesehatan, pendidikan, dan keamanan akan diberikan secara gratis, sehingga masyarakat bisa hidup layak dan tenang. Seperti itulah sistem Islam akan menyelesaikan permasalahan kaum buruh sampai ke akarnya. Sehingga kaum buruh bisa hidup dengan sejahtera.
Wallahualam bissawab.