
Wartawan Iyus Firdaus
Pelitasukabuminews.com – SMP Islam Tahfidz Qur’an Al-Fath memberikan pelatihan kewirausahaan kepada para siswa kelas VII, dalam program projek based learning, kelanjutan dari Program Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Pelatihan tersebut dilaksanakan mulai 10 Mei sampai dengan 3 Juni, para siswa sekaligus santri pondok pesantren Dzikir Al-Fath, bukan hanya belajar di kelas, mereka turun kelapangan, mulai dari belajar berternak ayam, bebek, budidaya magot, produksi tahu, produksi sendal dan merakit bohlam.

“Selain kewirausahaan para siswa sekaligus santri akan dibekali kemampuan di bidang IT (Ilmu Teknologi) baik kemampuan desain grafis dan video editing. Launching program projek based learning kemarin dibuka oleh Pak KH. Fajar Laksana Pimpinan Ponpes Dzikir Al-Fath, kemarin,”kata kepala SMP IT Al-Fath, Dede Setiawan ditemui Pelitasukabuminews, Kamis (11/5/2023).
SMP IT Al-Fath merupakan salah satu sekolah swasta yang lulus dalam program sekolah penggerak, dimana sekolah tersebut harus mengimplementasikan P5 dalam kurikulum merdeka, dalam satu tahun 3 tema harus dijalankan.

“Sebelumnya dua tema telah kita jalankan yakni tema kearifan lokal kita angkat pencak silat dan tema suara demokrasi, kita angkat internalisasi nilai kebhinekaan melalui permainan ngagotong lisung. Kewirausahaan merupakan tema terakhir,”beber Dede.
Dalam pelatihan kewirausahaan, para siswa juga tetap mendapatkan bekal pembelajaran pengetahuan umum, seperti matematika karena para siswa harus belajar tentang perbandingan.
“Matematika tetap kita bekali untuk mengimplementasikan projek -projek para siswa. Termasuk pelajaran statistik untuk kemampuan belajar siswa membuat unit usaha dan bahasa Indonesia untuk belajar teks prosedural dalam pembuatan laporan, makalah dan presentase nanti,”terang Dede.
Nantinya setelah satu bulan penuh para siswa belajar tentang kewirausahaan, kegiatan akan ditutup pada kegiatan Prabu Siliwangi, program bulanan yang ada di ponpes Dzikir Al-Fath, silahturahmi wali santri sambil mengaji, sekaligus ada kegiatan market day.

“Para siswa akan mempresentasikan di hadapan orang tuanya tentang laporan yang mereka buat selama pelatihan wirausaha. Para orang tua akan mendapat hasil karya anaknya,”ungkapnya.

Ditambahkan Dede, yang terpenting dalam pelatihan wirausaha para siswa di minta untuk belajar tentang kerjasama, kreativitas dan kritik siswa dalam membuat laporan. “Yang kita nilai bukan hasilnya tapi proses yang telah dijalani para siswa selama pelatihan wirausaha,”pungkasnya.