
Wartawan Ikhsan
Editor Nabil
Pelitasukabuminews.com – Prosesi Labuh Saji telah menjadi daya tarik bagi para wisatawan, terutama dalam perayaan Syukuran Hari Nelayan Palabuhanratu ke-63 yang baru-baru ini menjadi bagian dari Kharisma Event Nasional (KEN) 2023.
Dalam pantauan kami di lapangan, ribuan masyarakat berdesakan untuk naik ke ratusan perahu nelayan tradisional guna mengikuti prosesi labuh saji di tengah laut Palabuhanratu.

Labuh saji sendiri merupakan tradisi turun-temurun yang dilakukan oleh nelayan Palabuhanratu sebagai bentuk penghormatan kepada Nyi Putri Mayangsagara, seorang putri yang telah memberikan perhatian kepada kesejahteraan para nelayan.
Tradisi Labuh Saji telah ada sejak abad ke-15, namun seiring berjalannya waktu, ritual sebelumnya yang melibatkan melarung kepala kerbau telah digantikan dengan penaburan benih ikan, bibit udang, dan anak penyu ke tengah teluk Palabuhanratu.
Sebelum prosesi Labuh Saji dimulai, seorang putri nelayan akan diarak menggunakan kereta kuda. Setelah itu, sang putri naik ke kapal utama bersama dayang-dayang atau gadis-gadis pelayan.
Kapal utama tersebut kemudian ditemani oleh perahu-perahu yang diisi oleh warga sebelum berlayar ke tengah laut teluk Palabuhanratu. Setelah itu, prosesi sakral yang telah berlangsung sejak abad ke-15 dimulai.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Sukabumi, H. Dede Ola, menjelaskan bahwa dalam tradisi Labuh Saji ini, dilakukan penaburan indukan lobster sebagai upaya untuk melestarikan benur.

Selain menjadi bagian dari ritual laut kata dia, kegiatan tersebut juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan ekosistem laut.
“Dalam perayaan Hari Nelayan tahun ini, seperti biasa setiap tahunnya, kami melaksanakan berbagai kegiatan, termasuk Labuh Saji, testoki, dan kegiatan lainnya,” kata Dede Ola pada hari Minggu (21/5/2023).
Sudah barang tentu, ini merupakan wujud rasa syukur nelayan kepada Allah SWT yang telah memberikan rezeki melimpah bagi sektor perikanan laut, tambahnya.
Selain menjadi perayaan syukuran, Hari Nelayan Palabuhanratu kini juga telah diakui sebagai salah satu dari 110 Kharisma Event Nusantara (KEN) yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Republik Indonesia.
“Dengan begitu banyaknya event, akhirnya Hari Nelayan Palabuhanratu masuk ke dalam KEN nasional. Kami berharap agar event ini terus berkembang sehingga dapat terus menjadi bagian dari KEN,” ujarnya.