
Wartawan Ikhsan
Editor Nabil
Pelitasukabuminews.com – Seorang anak yang masih duduk di bangku kelas 3 SMP, bernama Aditya, terpaksa diamankan polisi saat dirinya berada di tambang emas Cibuluh, kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (1/6/23) kemarin.
Dia dan kakaknya bernama Yosep saat itu sedang melakukan kegiatan ngonek atau mencari sisa-sisa tanah galian emas untuk bekal samenan. Namun tak lama petugas kepolisian berdatangan hingga akhirnya kedua kaka beradik pun di bawa.
Ayah dari kedua anak tersebut Aben menjelaskan, anaknya memang minta izin padanya untuk ngonek buat bekal samenan. Aben sempat melarangnya, namun kedua anaknya tetap memaksa hingga akhirnya kakak beradik itu diamankan polisi.
Ia mengaku, kabar terkena razia itu diketahui setelah anaknya tidak kembali pulang ke Desa Sukamukti, Kecamatan Waluran. Sesaat, temannya pun mengetahui keberadaan Aditya beserta kakaknya tengah diperiksa di Mako Polres Sukabumi.
“Dari temen temennya anak saya, ngabarin karena ikut ngonek dia kena razia, katanya dibawa ke Polres. Katanya yang dibawa itu dua orang anak saya, dua orang lagi anak temen saya, jadi ada empat orang,” terangnya.
Abeng menuturkan, kedua anaknya itu bukan penambang. Berhubung ada yang ngajak dan butuh untuk biaya samenan terpaksa ikut bersama teman temannya.
“Sebelumnya gak pernah ikut, cuman karena faktor ekonomi dia terpaksa ikut temannya ngonek untuk bekal samenan karena saya tidak memberikan apa yang dia inginkan karena saya hanya seorang petani singkong,” ujarnya.
Sebelumnya, dikabarkan Polisi melakukan penggerebekan di lokasi tambang emas ilegal di area Perhutani blok Cibuluh, Desa/Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
Informasi diperoleh penggerebekan dilakukan Kamis (1/6/2023) sore. Dari penggerebekan itu, polisi mengamankan sejumlah orang penambang emas liar alias gurandil.
Kapolres Sukabumi, AKBP Maruly Pardede, membenarkan adanya pengamanan penambang liar. Namun, ia tidak menyebutkan jumlah penambang liar yang diamankan.
Menurutnya, saat ini pihaknya masih melakukan pemeriksaan terhadap para penambang liar tersebut. “Iya. Masih intensif dilakukan pemeriksaan,” kata Maruly, Jumat (2/6/2023).