
Wartawan Iyus Firdaus
Pelitasukabuminews.com- SDN Dewi Sartika Cipta Bina Mandiri (Desa Cibima) menggelar In House Training (IHT), dalam rangka meningkatkan kemampuan para guru/ pendidik di sekolah tersebut dan kualitas pembelajaran. Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga hari terhitung 13-15 Juli 2023, di dalam sekolah.
“Tujuan utama IHT ini untuk pemberdayaan guru dan penguatan. Refleksi kegiatan pembelajaran setelah satu tahun, dan ada sedikit yang harus kita tingkatkan,”kata Kepala SDN Dewi Sartika, Nana Mulyana ketika ditemui, Pelitasukabuminews, di Desa Cibima, Sabtu (15/7/2023).

Meningkatkan kualitas pembelajaran pada tahun ajaran baru, dijelaskan Nana, akan ada penambahan porsi untuk kurikulum merdeka, yang sebelumnya di terapkan pada kelas I, dan IV, pada ajaran baru ditambah untuk kelas II dan V.
“Kita juga masuk di kurikulum berbagi jadi kelas III dan VI juga sambil mencoba,”jelas Nana.
Nana juga mengatakan tentang kurikulum berbagi definisi nya, tingkatan penggunaan kurikulum yang level tertinggi untuk sekolah Desa Cibima, dimana para guru akan membuat modul ajar sendiri, merencanakan penilaian sendiri semua lebih ke mandiri.
Pada IHT yang digelar SDN Dewi Sartika narasumbernya oleh guru-guru di sekolah tersebut, karena banyak guru penggerak di Desa Cibima. Hari terakhir IHT, Nana menjadi narasumber karena dia juga menjadi narasumber praktik baik di BBGP (Balai Besar Guru Penggerak) Jawa Barat dan ketua Learning Comunity (Komunitas Belajar).
“Materi yang saya berikan, tentang kurikulum operasional satuan pendidikan, jadi bagaimana kita mendesain strategi kita untuk satu tahun kedepan,”tutur Nana.
Pada tahun ajaran baru tahun 2023-2024, Desa Cibima masih menjadi sekolah favorit bagi sebagian masyarakat Kota maupun Kabupaten Sukabumi, hal itu terbukti pada saat penerimaan peserta didik baru (ppdb) kelas I sekitar 200 lebih, dan Desa Cibima hanya bisa mengakomodir 136 siswa dengan rombel 4 kelas.
“Insyaallah siswa kelas I yang kita terima sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. Alhamdulillah kepercayaan masyarakat terhadap sekolah ini setiap tahunnya terus meningkat. Salah satu faktor siswa yang tidak bisa diterima yakni usia yang belum enam tahun,ungkap Nana.