
Wartawan Ronald Alexsander
Editor Nabil
Pelitasukabuminews.com – Ponpes Modern Dzikir Al-Fath Kota Sukabumi dan PT. Liana Segrus CO.,LTD, menandatangani Mou penempatan tenaga kerja ke Jepang dengan merekrut sejumlah mahasiswa STIMIK Al-Fath. Kedua belah pihak sepakat akan mengirimkan mahasiswa tersebut untuk dipekerjakan di sejumlah perusahaan yang membutuhkan skill dan kemampuan mereka di bidang-bidang tertentu.
KH. M Fajar Laksana, selaku pimpinan Ponpes Al-Fath, mengatakan, penandatanganan kerjasama dengan PT. Liana Segrus sebagai perusahaan Indonesia yang mewakili Jepang yang menyelenggarakan dan menyalurkan mahasiswa atau mahasantri yaitu untuk mengisi berbagai bidang pekerjaan mengacu kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Dengan adanya program ini, kurikulumnya yang tingkat III ini bisa magang kerja dan bisa kerja setelah dia tingkat III. Sehubungan kerja ke Jepang ini peluang kerjanya banyak dan pemerintah punya program ini. Tetapi kelemahan yang kita hadapi saat ini adalah terkait faktor bahasa,” kata Kiai Fajar, usai mengikuti seminar, sosialisasi dan MoU Diklat dan Penempatan Kerja ke Jepang, Sabtu (15/7/23).
Selain faktor bahasa lanjut dia, kelemahan yang dihadapi para calon tenaga kerja adalah hal budaya terkait sikap mental kerja yang berbeda. Maka ujarnya, diperlukan tahapan pendidikan dan pelatihan (diklat).
Sehingga sebagai perusahaan yang bertanggungjawab atas pemberangkatan dan penempatan calon tenaga kerja, PT Liana Segrus sebagai kepanjangan tangan pihak Jepang bertanggungjawab mengadakan diklat.
“Namun mahasiswa yang tingkat III, tingkat IV yang akan diproyeksikan untuk bekerja di Jepang, selama 6 bulan lebih, terlebih harus mengikuti diklat terlebih dulu. Baru setelah dianggap mahir dan memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan oleh pihak perusahaan Jepang untuk mengisi bidang-bidang tertentu, mereka bisa diberangkatkan,” terangnya.
Pada bagian lain dia menjelaskan, alasan dilakukannya kerjasama STMIK Al-Fath dengan PT Liana Segrus, menurutnya, profil perusahaan tersebut memiliki legalitas dan memiliki job order yang jelas. Hingga nantinya, tenaga kerja akan disalurkan ke perusahaan-perusahaan di Jepang tanpa ada keraguan. PT Liana Segrus selama menjalankan misinya turut didampingi Kamar Dagang Indonesia (Kadin).

“Kita lakukan MOU ini setelah kita teliti juga, karena itu kita meyakini ini bisa betul-betul profesional. Insya Allah, bisa merubah tarap kehidupannya kelak. Tanggal 21 Juli nanti kita bersama PT Liana Segrus didampingi pihak Kadin, tim dari kita akan berangkat ke Jepang untuk langsung bisa bertemu dengan pimpinan perusahaan. Yang cukup menggembirakan, setelah diklat mereka bisa berkerja sambil kuliah,” ujarnya.
Apalagi mahasiswa atau biasa disebut mahasantri Al-Fath yang berasal dari 21 provinsi yang berjumlah 638 orang tinggal di Al-Fath secara gratis. “Mereka berasal dari 21 provinsi se-ndonesia. Mereka total di biayai oleh kita makan tinggal asrama, belajar dan mereka rata-rata dari kaum dhuafa, yatim piatu, piatu, ada dari Papua, Maluku, Sulawesi sampai ke Aceh,” ujarnya.
Pada tahun depan kata Fajar, Ponpes Al-Fath telah menyiapkan 600 orang tenaga kerja yang akan mengikuti program tersebut. Untuk saat ini kita menyiapkan 638.
“Kami cukup percaya untuk mengirimkan para calon pekerja ke negeri Jepang. Sehingga mereka itu akan membiayai kuliahnya dari hasil kerjanya sendiri yang di sebut kuliah sambil bekerja, hari ini kita menerima yang ini 638 , yang di serap oleh kita kurang lebih ada 250 , berarti kita ada potensi sekitar 800-an yang siap kita berangkatkan, cuma dilakukan bertahap,” ungkap Fajar.
Sementara itu M. Teguh Setiabasa Advisor Kadin Indonesia mengungkapkan, program untuk bekerja di Jepang, banyak hal yang harus dibenahi. Terutama dalam aturan di Indonesia, karena masih belum terstandarisasi.
“Kalau kita punya konsep si Anak pada saat penyiapan itu, kita sudah menyediakan job order. Jadi tidak was -was, hanya yang jadi masalah persiapannya ini bagaimana untuk segera memenuhi requirement industri Jepang,” tandasnya.
Karena kita sudah melakukan assessment ke Jepang. Jadi tidak sekedar kita ngasih PO tapi pihak industrinya saya sudah melakukan assessment bagaimana kenyamanannya, bagaimana fasilitasnya bagaimana gajinya. Sementara ini banyak yang hanya memberangkatkan saja, dia tidak pernah di assessment, tambahnya.
Mirisnya lagi kata dia, bahkan ada salah satu agen yang tidak tahu seluk beluk mekanisme penyaluran tenaga kerja sekaligus penempatannya. Alhasil, dia cuma bisa memberangkatkan saja.
“Dia hanya memberangkatkan dia tidak tahu perusahaannya juga entah di mana. Jadi sebetulnya Kadin Indonesia sekarang ini sedang mencoba menata ulang, bagaimana ke depan agen -agen yang memberangkatkan itu tidak spekulasi artinya menstok orang menerima orang tapi tidak ada job ordernya,” tegasnya.
Kalau boleh jujur kata dia, saat ini Jepang tengah mengalami krisis Sumber Daya Manusia (SDM). Sehingga program penempatan tenaga kerja ke Jepang tersebut merupakan peluang emas bagi anak-anak bangsa terutama dari kalangan mahasiswa yang ingin merubah kesejahteraan hidupnya.
“Peluang ini sayang sekali jika dilewatkan, saya mendorong mahasantri atau mahasiswa Al-Fath bisa mengikuti program ini sekaligus menangkap peluang ini. Apalagi selama proses berjalan akan mendapatkan pendampingan oleh perusahaan yang terpercaya dan Kamar Dagang Indonesia,” ungkapnya.