
Oleh. Ust. Lathief Abdallah(Pengasuh Pondok Baitul Hamdi)
Pelitasukabuminews.com – Setiap musibah, bala bencana termasuk kemarau panjang adalah bagaian dari ujian dan peringatan “la’alahum yarji’u” (Qs. Albaqarah 155), agar kita semakin dekat kepada yang Maha kuasa, merasakan manisnya iman bahwa hakikatnya kita tidak berdaya untuk mengatur diri sendiri, alam dan kehidupan. Ada yang Maha segalanya yakni al Kahliq Al Maudabbir (Maha mencipta dan Maha mengurus), Allah SWT.
Karena itu salah satu wasilah untuk mendekat kepada Sang Maha segalanya, agar menjadi wasilah terpenuhunya hajat, kita diperintahkan memohon ampun kepada Allah SWT dengan mengucapkan istighfar atas segala khilaf dan dosa.
“Maka aku (Nuh) berkata (kepada mereka), “Mohon ampunlah kepada Tuhanmu, sungguh, Dia Maha pengampun, niscaya Dia akan menrunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu, dan Dia memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu, dan mengadakan sungai-sungai untukmu.” (QS. Nuh: 10-12).
Menurut al-Qurtubi menuturkan bahawa dahulu umat Nabi Nuh tidak mau beriman dan menentangnya. Lalu mereka diberi peringatan dengan azab berupa kemarau, kemandulan dan kesulitan pangan. Maka Nabi Nuh memerintahkan kepada mereka untuk memohon ampun kepada Allah SWT.
Para ulama tafsir sepakat bahwa istighfar menjadi wasilah didatangkannya berbagi rizki dari mulai hujan, harta, kesuburan dsb. Sesuai hadist Rasulillah SAW, “Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah ﷻ pasti akan selalu memberikannya jalan keluar dari setiap kesukitan dan kelapangan dari segala kesempitan serta Allah ﷻ akan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang tidak ia sangka-sangka.” (HR. Ibnu Majah dan Abu Dawud).
Dalam kisah yang mashur diceritakan, beberapa orang curhat kepada ulama terkenal bernama Imam Hasan al Basri. Mereka mengadu tentang kesulitan ekonomi, masalah keturunan, kekurangan pangan akibat kekeringan. Imam Hasan al Basri menganjurkan kepada semua yang bermasalah untuk memperbanyak istigfar kepada Allah SWT. Amalan tersebut berdasar pada surat Nuh ayat 10-12 di atas.
Syekh al-Jurdaniy dalam kitabnya Al-Jawahiru al-Lu’luiyah fi Syarahi al-Arba’ina an-Nawawiyah menyatakan, “Barang siapa yang menginginkan harta yang melimpah, dikarunia banyak anak, dan diberkahi, maka bacalah “astaghfirullah innahu kana ghaffara” sebanyak tujuh puluh kali dalam sehari.”
Marilah kita memperbanyak istighfar. Semoga Allah turunkan hujan dengan segera, semoga kita diberi rizki yang banyak dan berkah.
Allahummasqinaa ghaitsam mughiitsam marii-am marii’an naafi’an ghaira dharrin ‘aajilan ghaira aajil
“Ya Allah, berilah kami hujan yang merata, menyegarkan dan menyuburkan tanaman, bermanfaat, tidak membahaya- kan. Kami mohon hujan dengan segera, tidak ditunda-tunda.” (H.R. Bukhari, Muslim).