
Wartawan Ronald Alexsander
Nabil
Pelitasukabuminews.com Anies Baswedan melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren Modern Dzikir Al-Fath di Perum Gading Kencana Jalan Merbabu Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi, Rabu (20/9/2023).
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara Gema Amin bersalawat untuk Indonesia.
Anies mengungkapkan, bahwa Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath adalah tempat yang mendorong pengembangan aspek budaya. Baginya, tugas negara bukan hanya membuat tempat yang bisa difoto saat mengunjungi museum, tetapi juga menghargai warisan budaya tak benda yang sangat penting.

Dia juga menggarisbawahi bahwa jika budaya ini tidak mendapatkan perhatian, maka akan tergilas oleh arus informasi yang begitu kuat saat ini.
“Kita harus terus melakukan terobosan dalam melestarikan budaya tak benda. Budaya saat ini seharusnya menjadi inovasi yang berakar dari masa lalu. Ini adalah langkah penting untuk memastikan pengembangan budaya tak benda yang berkelanjutan,” kata mantan Gubernur DKI tersebut.
Sementara itu pimpinan Ponpes Al-Fath, KH. Muhammad Fajar Laksana, menyatakan tentang pentingnya mengubah inovasi saat ini menjadi tradisi. Dia memahami bahwa inovasi sekarang harus menjadi bagian dari tradisi agar tidak mengalami kemunduran. Saat ini, warisan budaya tak benda provinsi Jawa Barat telah diakui oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan perlu dilestarikan.
“Kita sangat menghargai kearifan lokal dan menganggapnya sebagai pelajaran yang penting dalam Islam. Terpenting sejarah sebagai bagian dari warisan budaya tak benda dan budaya benda. Kita tidak dapat melihat ke masa depan tanpa memahami masa lalu,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Fajar mendampingi Anies Baswedan juga mengunjungi museum sambil melihat dari dekat benda-benda budaya di sana. Dia mengingatkan bahwa sejarah adalah pelajaran berharga, dan warisan budaya tak benda dan budaya benda adalah cara untuk menjaga dan memahaminya.
Fajar menuturkan bahwa kunjungan Anies Baswedan telah memberikan motivasi besar bagi mereka. Dalam pandangannya, Anies sebagai seorang pemimpin yang menghargai seni budaya dan sejarah.
“Sifat-sifat yang penting bagi pemimpin yang visioner. Dimana pemimpin harus memahami kearifan lokal dan sejarah bangsanya agar bisa melihat jauh ke depan dan membangun negara dengan kuat,” terangnya.

Terlepas dari kebijakan politik, Fajar mencatat bahwa Anies Baswedan datang ke pondok pesantren untuk berdoa dan berpartisipasi dalam Gema Amin Sholawat. Selama kunjungan ini, Anies sama sekali tidak meminta dukungan atau membicarakan pencalonan sebagai presiden. Momen ini lebih tentang penghormatan terhadap budaya dan kearifan lokal yang perlu dilestarikan.