
Wartawan Iyus Firdaus
Pelitasukabuminews.com- Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Kota Sukabumi menggelar festival literasi, dengan berbagai lomba yang melibatkan kalangan pelajar hingga masyarakat umum.
Untuk lomba tingkat Taman Kanak-kanak (TK) ada lomba mewarnai, tingkat Sekolah Dasar (SD) lomba Story Telling, tingkat SMP ada lomba membuat mini vlog tentang tempat bersejarah di Kota Sukabumi, tingkat SMA lomba membuat logo Cendol (Cerita dongeng online), kalangan mahasiswa ada lomba membuat Cerpen (Cerita Pendek).

“Lomba-lomba ini merupakan rangkaian puncak festival literasi, dimana awal tahun 2023 ada pemilihan duta baca. Untuk masyarakat lomba video tentang promosi perpustakaan yang ada di Kelurahan maupun Kecamatan,”kata Kepala Dispusipda Kota Sukabumi, Galih Marelia Anggraeni ketika ditemui wartawan di ruang kerjanya, Rabu (27/9/2023).
Tentang lomba Story Telling tingkat siswa SD, Galih mengatakan lomba tersebut lebih mengasah kemampuan anak memiliki keberanian tampil di depan umum, dan berani bercerita.

“Basic Story Telling memang dari buku yang mereka baca dan pinjam dari sini, di ceritakan kembali melalui tutur kata yang mereka sampaikan,”tutur Galih.
Kota Sukabumi sendiri telah menyandang predikat sebagai Kota Literasi, hal itu berdasarkan Indeks Pembangunan Literasi Masyarakat (IPLM) yang diraih Kota Sukabumi di angka 96,85 poin tahun 2022 hasil pengukuran dari Perpustakaan Nasional.
“Makanya teman-teman di Dispusipda tidak pernah kendor untuk terus mengimplementasikan literasi kepada masyarakat,”ujarnya.
Menurut Galih makna literasi itu cukup luas definisinya, bukan hanya sekedar membaca dan menulis saja, akan tetapi literasi bagaimana kemampuan seseorang untuk mengolah informasi.
“Literasi itu juga bagaimana seseorang bisa memecahkan masalah dalam kehidupannya. Makanya perpustakaan kita sudah bertransformasi menjadi Perpustakaan berbasis inklusi sosial,”beber Galih.
Inklusi sosial yang di maksud Galih, dimana perpustakaan bukan hanya sekedar wahana membaca, akan tetapi bisa menjadi wahana dalam memberdayakan masyarakat. Seperti yang telah dijalankan oleh perpustakaan di Kelurahan Cisarua, selain telah mendapatkan tiga award dari perpustakaan nasional, menjadi pilot projects juga, dan banyak dari luar daerah yang belajar di perpustakaan tersebut.
Galih yang baru menjabat kepala dinas, ketika berkunjung ke perpustakaan Kelurahan Cisarua merasa kagum dengan kinerja para relawan yang memberdayakan potensi yang ada.
“Luar biasa memang di perpustakaan Kelurahan Cisarua, ada kelas bahasa, mulai bahasa asing, ada Jepang, Inggris, Perancis dan Mandarin. Ada empat sektor pemberdayaan, kesehatan, pendidikan, ekonomi dan kesenian budaya,”ungkapnya.