
Wartawan Iyus Firdaus
Pelitasukabuminews.com- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Sukabumi menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) yang diikuti 98 siswa Sekolah Dasar (SD). Para siswa itu bersaing, untuk menjadi yang terbaik dan bisa maju ke tingkat Provinsi Jawa Barat. Mereka juga unjuk gigi dalam kemampuan berbahasa sunda.
Ditemui awak media, Sekretaris Disdikbud Kota Sukabumi, Roni Abdurahman mengatakan bahwa lomba FTBI merupakan progam dinas yang setiap tahun dilaksanakan, dan tahun ini merupakan tahun ketiga.

Lanjut Roni, lomba FTBI dilaksanakan secara berjenjang, mulai dari tingkat Kecamatan, Kota, Provinsi hingga nasional. “Alhamdulilah lomba ini merupakan tahun ketiga untuk tingkat Kota Sukabumi, dan sekarang tingkat SD, selanjutnya tingkat SMP akan kita gelar juga,”kata Roni di Aula Disdikbud, Jalan Pelabuhan II, Kecamatan Lembursitu, Kamis (5/10/2023).
Dalam ajang perlombaan FTBI tingkat Kota Sukabumi untuk jenjang SD ada tujuh mata lomba yang dilaksanakan diantaranya, lomba aksara sunda, nulis carpon, maca sajak, borangan, biantara, ngadongeng dan pupuh.
Roni juga berharap dari kegiatan lomba FTBI, para siswa bukan hanya berlatih untuk menjadi juara, tetapi juga mampu melestarikan kembali budaya dan bahasa-bahasa khususnya bahasa Sunda.
Sementara itu Ketua Pelaksana FTBI Jejang SD Tingkat Kota Sukabumi, Miptahudin menambahkan dari 98 siswa yang bertanding ini akan diseleksi kembali untuk juara 1,2 dan 3 serta juara harapan 1, 2 dan 3. Namun untuk ke tingkat Provinsi pihaknya akan mengirimkan juara 1 dari masing-masing cabang lomba putra dan putri.
“Jadi total nanti ada 14 siswa yang kami kirim ke Provinsi Jawa Barat dimana siswa ini menjadi peserta terbaik dari proses seleksi yang begitu ketat,”kata Miptah.
Lebih lanjut Miptah juga menjelaskan, pada dasarnya FTBI digelar sebagai upaya melestarikan budaya-budaya lokal daerah agar tidak hilang karena tergerus oleh modernisasi.

Menurutnya saat ini Bahasa-bahasa daerah atau lokal sudah mulai tidak dikenali oleh anak-anak muda zaman sekarang. Bukan hanya di Indonesia saja tetapi kekhawatiran ini juga sudah di tingkat level dunia untuk itu kegiatan FTBI ini sudah menjadi program dari UNESCO yang khusus membidangi pendidikan dan kebudayaan yang kemudian di sosialisasikan ke semua negara termasuk Indonesia melalui Kementrian Pendidikan, Budaya, Riset dan teknologi (Kemendikbudristek) dan disikapi oleh Balai Bahasa Nasional.
“Kemudian program ini dilanjut ke masing-masing provinsi untuk menggelar event-event seperti ini jadi bukan hanya di Jawa barat tetapi setiap provinsi yang ada di Indonesia,”ungkapnya.