
Wartawan Iyus Firdaus
Pelitasukabuminews.com- Prestasi membanggakan bagi Kota Sukabumi dari dunia pendidikan, dimana kedua siswi SDN Surya Kencana CBM akan bersaing dengan siswa-siswi perwakilan di tingkat Provinsi Jawa Barat, di ajang Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI).
Kedua siswi tersebut yakni Alsyazia Fidelya Arnessa, kelas 5.2 (juara 1 Aksara Sunda putri) dan Stefanny Keyra Cherlyza kelas 5.3. juara 1 ngadongeng putri di FTBI tingkat Kota Sukabumi. Ditemui wartawan di ruang kerjanya, Kepala SDN Surya Kencana CBM, Usep Bagja mengatakan dirinya mengirimkan enam siswa-siswi yang ikut di ajang FTBI tingkat Kota Sukabumi, dari jumlah tersebut tiga siswa berhasil meraih prestasi.
“Alhamdulillah di ajang FTBI tingkat Kota Sukabumi kemarin tiga siswa membawa oleh-oleh, dua siswi berlanjut ke tingkat Provinsi karena juara kesatu, sedangkan satu siswa juara kedua ngadongeng putra. Insya Allah tahun ini sekolah kami menyumbangkan dua siswi mewakili Kota Sukabumi ke Jawa Barat,”kata Usep.
Kedua siswi berprestasi itu, lanjut Usep, merupakan tahun kedua bagi mereka berlaga di Provinsi, mereka sudah terlatih tampil di depan umum dan berpengalaman di lomba-lomba.
Setelah berprestasi di tingkat Kota Sukabumi, Usep dan para pendidik di SDN Surya Kencana CBM, akan terus memberikan pembekalan khusus kepada dua siswinya, sekaligus membangun komunikasi dengan para orang tua.
“Intensitas durasi pelatihan akan kita tingkatkan, tapi kita juga menjaga kondisi kesehatan anak-anak. Semoga nanti di Provinsi bisa membawa oleh-oleh untuk Kota Sukabumi, berupa prestasi,”tuturnya.
Informasi yang diterima pihak sekolah ajang FTBI tingkat Provinsi Jawa Barat akan dilaksanakan pada bulan November 2023, menjelang ajang tersebut, Usep juga telah mengumpulkan guru-guru untuk terus berikhtiar memberikan yang terbaik bagi Kota tercinta. “Apapun hasilnya nanti, kami sudah berikhtiar secara maksimal, karena takdir dari Allah SWT sudah ditentukan siapa juaranya, manusia hanya berusaha dan berdoa,”ungkapnya.
Asep juga menambahkan bahwa kedua siswi nya memang memiliki bakat dan hobi pada bidang tersebut, baik aksara Sunda maupun ngadongeng. “Memang anak-anak tersebut berbakat sekali dan didukung pula oleh orangtuanya,”ujarnya.
Menurut Usep, lomba Festival Tunas Bahasa Ibu bukan hanya sekedar lomba, namun bisa menjadi ajang membudayakan bahasa daerah, bahkan dirinya berencana akan mengagendakan satu hari berbahasa Sunda yang baik dan benar dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah. Walaupun selama ini pelestarian budaya sudah dilakukan melalui pemakaian baju adat Sunda satu hari dalam sepekan, namun berkomunikasi baik antara siswa dengan siswa maupun dengan gurunya, akan di fokuskan secara khusus.
“Terkadang kita selaku orang Sunda suka lupa dengan bahasa kita sendiri, atau tidak mengerti dengan bahasa Sunda. Karena takut salah jadi tidak berbicara sama sekali, makanya kedepan kita akan perbaiki hal tersebut, khususnya kepada para siswa,”pungkasnya.